Sumber : http://kolombloggratis.blogspot.com/2011/03/cara-membuat-readmore-otomatis-di-blog.html#ixzz2MUKihpy6

Pages

Selasa, 25 Desember 2012

Catatan Hati untuk Pelangi

Di balik tawa kalian, sakit mampu ku redam. Di balik canda kalian, pilu mampu ku lupakan. Di balik perhatian kalian, ku rasakan kehangatan. Indahnya rasa persaudaraan. Di balik kepedulian kalian, ku belajar arti kebersamaan. Saat ku bersama kalian, rasa hati tak ingin pulang :)

Kalian adalah pelangiku. Penghias langit hati yang kelabu. Pemberi warna dalam hidup. Pembangkit jiwa yang terpuruk. Pembunuh rasa jenuh saat raga lelah menunggu. Pelenyap rasa penat saat masalah mendekap :)

Tak ada kata bosan
saat aku tengah bersama kalian. Yang ada kata ketagihan. Ingin mengulang waktu yang serasa cepat berlalu :)

Terima kasih pelangiku. Telah memberi warna indah dalam hidupku. Telah memberi obat yang paling mujarab kala semangatku tengah sekarat. Hingga mampu menyembuhkan jiwa yang sempat rapuh. Membangkitkan semangat yang kadang luruh. Terima kasih telah memberi pengalaman, kenangan, dan pelajaran hidup yang tak kan pernah ku lupakan. Terima kasih atas bantuan dan perhatian kalian. Maaf, jika aku belum bisa membalas setiap kebaikan. Hanya do'a yang mampu aku panjatkan. Semoga kalian mendapat balasan yang jauh lebih baik dari Sang Penguasa Kehidupan, Allah SWT, aamiin :)

Berkat kalian, hidupku tak lagi hampa. Kini ia penuh warna. Warna indah seperti indahnya warna pelangi. Langit hatiku pun tak lagi sepi. Kini ia ramai penghuni. Tak hanya ada bintang, bulan dan matahari. Tapi kini ada satu penghuni yang datang menghiasi. Yaitu kalian, pelangiku yang sangat berarti :)

Kalian seperti rumah kedua yang membuat aku betah berlama-lama di sana. Rumah kedua yang membuat aku ingin singgah selamanya. Saat aku merasa "gerah" berada di rumah utama :)

Kalian yang membuat aku lupa sesaat. Akan rasa sakit, pegal dan juga sesak. Yang kadang menyeruak tanpa mengenal waktu dan tempat :)

Kalian yang membuat nyata sebuah impian yang sedari dulu aku rindukan. Mendapatkan perhatian dari sosok seorang kakak perempuan :)

Pelangiku, kalian sangat berarti dalam hidupku. Kalian adalah salah satu hadiah terindah yang Allah berikan padaku :)

Terkadang, terbesit sebuah pertanyaan dalam pikiran. Seperti apakah arti diriku dalam hati dan hidup kalian? Penting? Biasa saja? Atau bahkan tak memiliki arti sama sekali? Entahlah. Jawaban dari pertanyaanku itu, hanya kalian dan Allah yang tahu. Namun, seperti apa pun arti diriku dalam hati dan hidup kalian, aku tak peduli. Kalian akan tetap menjadi pelangiku yang sangat berarti dalam hati dan hidup ini :)

Pelangiku, aku ingin, kalian berkenan memberi sedikit ruang untukku di hati. Aku ingin, kalian tidak menghapus setiap rekaman kebersamaan kita dalam memori. Agar aku dapat tetap hidup selamanya di hati dan memori kalian. Meski nanti raga kita sudah tak dapat lagi saling menghadap. Mata kita sudah tak dapat lagi saling menatap. Mulut kita sudah tak dapat lagi saling berucap. Saat kebersamaan kita sudah dipisahkan oleh satu takdir Tuhan yang bernama kematian. Dan tetap hidupkan aku dalam do'a disetiap sujud kalian pada Sang Penguasa Alam. Jadi, aku tidak akan benar-benar pergi. Cukup ragaku saja yang mati suatu saat nanti. Izinkan namaku dan kenangan kita tetap hidup untuk selamanya. Itu pun jika kalian bersedia :)

Pelangiku, maafkan aku, jika selama kalian mengenalku, aku belum bisa menjadi teman yang seperti kalian mau. Maafkan aku, jika aku hanya bisa menjadi pengganggu. Atau bahkan mungkin kehadiranku sama seperti benalu. Yang hanya bisa merugikan dan merepotkan kalian. Maafkan aku, jika ada lisan, tulisan dan tindakan yang kurang berkenan. Sungguh, bukan maksud hati ini untuk menyakiti hati kalian. Maafkan aku, jika saat kalian ditempa masalah, aku tak selalu ada. Bukan aku tak mau berada di sana. Aku hanya tidak tahu harus berbuat apa. Tapi yang pasti, do'a-do'a terbaikku untuk kalian akan selalu mengalir disetiap sujudku pada Allahu Rabbi :)

Allah yang Maha Baik, lindungilah selalu mereka. Dari hal-hal yang membuat-Mu murka. Dari hal-hal yang Engkau tak suka. Allah, mereka memiliki hati yang putih. Mereka selalu memberi dengan setulus hati. Baik dalam bentuk materi maupun non materi. Jangan Engkau biarkan, hati putih mereka ternoda oleh perbuatan yang membuat-Mu murka.
Allah, bahagiakan selalu mereka. Di dunia maupun di kehidupan akhir masa (read: akhirat). Aamiin ya rabbal 'aalamiin :)

Teruntuk:
~Pelangiku yang selalu ku rindu~
K'asih --> Kk super duper baik / Kk gembul :D
Dipie --> Abang diprot / Aa adis / Sirine :D
Trie --> Sukiting bule jawa :D
Ala --> Kk oneng :D
K'eby --> K'eboy / Kk cungkring :D
K'apriel --> Abang goceng / Abang obul :D
Bapie --> Bapie gem :D
K'irma --> Kk cantik :)
Lena --> Bolang :D
Richa --> Mbak Mer :D
K'dilla --> Mbak Godil :D
K'enny --> Mak :D
Vina --> Pinul :D
Tika --> Dora :D
Yuni --> Yun2 :D
Metha --> Buluuu :D
Kris --> Krismon / Maskot-ok :D
K'ettay --> Mbak estong :D
Nurul --> Paul

And all my PM friends.
Chi2 sayang kalian (˘⌣˘)ε˘`)
readmore »»  

Senin, 03 Desember 2012

Ketika Kita Mengeluh

Ketika kita mengeluh: "Ah, mana mungkin...."
Allah menjawab: "Jika AKU menghendaki, cukup KU berkata "Jadi", maka jadilah" (QS. Yasin ; 82)

ketika kita mengeluh: "Capek banget gw...."
Allah menjawab: "....dan KAMI jadikan tidurmu untuk istirahat" (QS. An-Naba ; 9)

Ketika kita mengeluh: "Berat banget yah, gak sanggup rasanya..."
Allah menjawab: "AKU tdk membebani seseorang, melainkan sesuai kesanggupan" (QS. Al-Baqarah ; 286)

Ketika kita mengeluh: "Stressss nih...Panik..."
Allah menjawab: "Hanya dengan mengingatKU, hati akan menjadi tenang" (QS. Ar-Ro'd ; 28)

Ketika kita mengeluh: "Yaaaahhh.... Ini mah semua bakal sia2.."
Allah menjawab: "Siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji dzarah sekalipun, niscaya ia akan melihat balasannya" (QS. Az-Zalzalah ; 7)

Ketika kita mengeluh: "Gile aje.. Gw sendirian.. Gak ada seorangpun yang mau bantuin.."
Allah menjawab: "Berdo'alah (mintalah) kepadaKU, niscaya AKU kabulkan untuk mu" (QS. Al-Mukmin ; 60)

Ketika kita mengeluh: "Duh... Sedih banget deh gw..."
Allah menjawab: "La Tahzan, Innallaha Ma'ana (janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita)" (QS. At-Taubah ; 40)

Kita semua yg mulai galau atas perhatian Allah yg serasa jauh dari kita padahal sebaliknya Allah selalu dekat)" (QS. Al-Baqarah ; 186)


#copas from:
~Sebelum Engkau Halal Bagiku~

*catatan u/ memotivasi diri sendiri, di kala jiwa raga ini tengah rapuh hingga tak ada lg kata MENGELUH ^_^
readmore »»  

Rabu, 28 November 2012

Peluruh Keluh

Hanya yang mengalami yang mampu memahami apa yang dirasakan raga ini. Mereka adalah saudara tak sedarah yang senasib seperjuangan. Mereka adalah saudara skolioser-ku. Yang selalu berjuang melawan segala "rasa" yang kadang menyerang. Selalu berusaha kuat, meski tak semudah yang diucap.

Tapi mereka yang tidak mengalami, mampu membuat "rasa itu" bersembunyi dibalik canda tawa dan semangat yang mereka beri. Mereka adalah saudara tak sedarah yang mampu mengubah mendung di hati menjadi pelangi. Mengubah kelabu menjadi warna-warni. Mereka adalah sahabat pelangiku yang sudah ku anggap seperti kerabat.

Bintang yang selalu bersinar di hati ini juga mampu membuat gulita menjadi pelita karena sinar cantik yang ia miliki. Ia adalah bintang hatiku, Tata Janeeta, yang selalu memberi semangat melalui goresan tinta, suara dan kecantikan hatinya.

Diantara mereka, ada dua sosok yang paling istimewa. Malaikat tanpa sayap. Pahlawan tanpa tanda jasa. Bidadari penyejuk hati penyemangat jiwa. Mereka adalah ibu dan tanteku (amih) yang selalu setia mengiringi langkah kaki ini. Hingga hidup sebuah angan yang tak pernah ada dalam daftar mimpi.

Support dari saudara sedarah dan keluarga, tingkah polah malaikat2 kecil tak berdosa, juga turut serta membuat duka lara menjadi suka cita.

Sosok-sosok inspiratif yang tak ku kenal, tak luput pula dari daftar penyemangat jiwa. Mereka adalah manusia-manusia hebat dengan "perjuangan hidup" yang berat. Namun mampu untuk tetap kuat dan semangat. Hingga ajal mendekap tubuh ringkih mereka yang tengah berusaha untuk tetap tegak.

Aku bersyukur, aku jauh lebih beruntung. Kakiku masih bisa melangkah. Mataku masih bisa menatap dunia. Telingaku masih bisa mendengar suara. Tanganku masih bisa mengukir aksara. Mulutku masih bisa mengucap kata. Meski dengan tulang belakang yang tidak sempurna.

Aku juga sangat bersyukur karena memiliki dan mengenal mereka. Harta berharga, hadiah Sang Kuasa. Sosok penyembuh jiwa yang sempat rapuh. Obat dikala semangat tengah sekarat. Berkat mereka, keluhku melebur. Terserap oleh rasa syukur. Berkat mereka, aku mampu mengubah derita menjadi bahagia. Tak sempurna menjadi istimewa.

Allah my sweetheart, terima kasih atas anugerah cinta yang Engkau berikan melalui mereka, orang tua, keluarga, kerabat, serta sahabat. Tak akan mampu aku membalas jasa yang telah mereka berikan. Hanya sebuah untaian do'a yang mampu aku panjatkan. Jaga mereka dari hal-hal yang membuatMu murka. Dari hal-hal yang Engkau tak suka. Berikan selalu yang terbaik dalam hidup mereka. Hingga tutup usia, aamiin.

Meski mereka tak pernah menempatkan namaku dalam hati, aku tak peduli. Bagiku, mereka tetap sangat berarti dalam hati dan hidup ini. Nama dan jasa mereka, akan ku ukir dalam hati. Ku rekam dalam memori. Dan ku abadikan dalam album kehidupanku, diary.

Allah yang Maha Baik, aku masih menanti hadiah lain dari-Mu. Seorang pangeran hati. Pendamping hidup hingga surga firdausi. Insya Allah, aamiin. Juga malaikat kecil yang keluar dari rahimku, nanti. Malaikat kecil peramai hari dikala sepi. Penghibur hati dikala pilu menghampiri ^_^
readmore »»  

Minggu, 11 November 2012

Semanis Senyum Senja

Senja. Begitu aku memanggilnya. Sosok gadis Bali yang ayu. Dengan balutan pakaian sederhana. Ditambah dengan hiasan senyum manis yang selalu terlukis diwajahnya. Membuat mata hatiku terperangkap oleh pesonanya.

Senyuman. Itulah balasan yang ia berikan. Setiap kali aku menyapanya disebuah pantai paling ternama di Bali, Kuta. Sebuah tempat yang mempertemukan aku dan Senja. Disanalah aku mengenal sosok gadis yang kuat dan selalu semangat dalam menjalani hidup dengan ketidaksempurnaan yang dimilikinya.

Disuatu senja. Ketika aku tengah asyik menikmati indahnya langit jingga di pantai Kuta. Tiba-tiba datang dirinya. Duduk di atas pasir pantai. Tak jauh dari posisi aku berada. Ia asyik menulis di atas sebuah buku berukuran sedang berwarna biru muda. Sambil sesekali menatap lepas langit jingga. Dengan mengulum senyum yang membuat wajahnya seindah senja. Aku rasa buku itu adalah diary. Entah apa yang ia torehkan di atas kertasnya. Yang pasti, ia tampak asyik sendiri. Tanpa memedulikan bahwa ada seseorang selain dia disana, yaitu aku.

Satu hari aku bertemu dengannya, tidak membuat rasa penasaranku tergelitik. Aku tetap tak acuh terhadapnya. Namun, ku akui senyuman itu telah membuat hati ini meleleh. Baru kali itu aku melihat senyum tulus terbit dari wajah seorang wanita, selain Mamah. Teman-teman wanitaku tersenyum hanya jika ada maunya. Tidak berbeda dengan Gita, mantan kekasihku. Yang hanya tersenyum merayu saat ingin dibelikan sesuatu.

Hari demi hari, kuhabiskan sore di pantai Kuta. Hanya untuk dapat menatap indahnya senja. Dan setiap kali aku mendatangi pantai Kuta, gadis itu selalu ada. Masih tetap dengan kebiasaannya. Namun hari itu, ia tampak berbeda. Wajahnya terlihat murung. Seperti sedang ada masalah. Ia menulis seraya menatap jingga pada senja. Namun kali itu dengan tatapan yang kosong. Seperti ada sesuatu yang ingin ia sampaikan. Namun sulit untuk mengutarakannya.

Rasa penasaranku akhirnya tergelitik juga. Aku menghampirinya dan menyapa dengan basa-basi sekenanya.
"Hai, aku Reifan. Tapi biasa dipanggil Rei" Kataku memulai percakapan.
Namun Senja hanya diam dan tersenyum menatap wajahku.
"Kamu... Suka senja juga ya? Habis hampir setiap senja aku kesini, kamu selalu ada".
Aku terus mencecarnya dengan berbagai pertanyaan. Namun respon Senja hanya diam dengan menyunggingkan senyuman. Saat aku menanyakan namanya, ia langsung beranjak pergi.
"Cewek yang aneh" Gumamku dalam hati.

Keesokan sore, tidak kutemui lagi sosok Senja. Entah ia kemana. Hatiku mulai berbisik "Apa karena pertanyaanku kemarin ya, sampai-sampai dia nggak mau datang kesini lagi".
Sudah satu minggu aku tidak dapat menatap wajahnya. Wajah dengan senyuman semanis senja. Tanpa sadar, ada rasa rindu tumbuh didalam hatiku. Rindu akan kehadiran sosok Senja. Meski hanya kebisuan yang aku dapatkan darinya. Namun senyuman itu yang membuat rindu ini tak dapat dimusnahkan. Senyuman yang memberi sejuk pada jiwa yang gersang. Hatiku merasa kehilangan.

Dua minggu berlalu. Akhirnya sosok itu kembali hadir dihadapanku. Sosok yang sangat aku rindu. Tidak seperti biasanya. Waktu itu aku lihat ia sudah lebih dulu berada di pantai Kuta. Padahal sebelumya, selalu aku yang nomor satu berada disana. Beberapa menit sebelum senja menampakkan wajahnya.

Tanpa pikir panjang, aku langsung menghampirinya.
"Hai, kamu kemana aja? Kok baru kelihatan lagi sih?". Kataku.
"Oh iya. Aku panggil kamu Senja aja ya. Habis kamu nggak mau ngasih tahu nama kamu sih. Aku kan jadi bingung manggilnya. Gmn? Boleh nggak aku panggil Senja?".
Lagi dan lagi. Ia hanya mampu terdiam membisu seraya mengulum senyum manisnya. Sejujurnya aku sangat kesal atas sikapnya itu. Ingin rasanya meninggalkan dia dan tidak mengacuhkannya. Tapi aku tidak bisa. Rasa penasaran dihati ini terlalu kuat untuk mengalahkan rasa kesalku.

Senja mencoba menulis sesuatu diatas kertasnya. Kemudian ia menyodorkan tulisan itu kehadapanku dengan maksud agar aku dapat membacanya. Setelah aku baca, baru aku tahu bahwa Senja tak dapat bicara. Melalui tulisan, ia bercerita bahwa dua minggu yang lalu, ayahnya telah dipanggil Sang pemilik kehidupan. Itulah yang menyebabkan ia harus absen menatap senja. Ia harus mengurus pemakaman dan pengajian untuk almarhum ayahnya. Serta kedua adiknya yang masih berusia tanggung. Ibunya telah lebih dulu pergi menghadap illahi. Beberapa saat setelah melahirkan adik ke-2 nya. Membuat Senja harus ekstra kerja keras mengurus semua. Sendirian. Karena kini, ayahnya pun telah pergi menyusul ibunya.

Senja, kamu memang tidak sempurna. Namun, justru ketidaksempurnaanmu yang membuat dirimu tampak sempurna. Kekuranganmu adalah kelebihan dimataku. Ditambah dengan senyuman semanis senja yang selalu terbit diwajah cantikmu. Hingga membuat kamu terlihat mempesona dimata hatiku. Aku cinta kamu Senja. Cinta akan kekurangan yang kamu miliki. Kesederhanaan yang menghiasi diri. Serta senyuman semanis senja yang membuat dirimu istimewa dihati ini.
readmore »»  

Jumat, 09 November 2012

Sepucuk Surat Hati

Sepucuk surat
Mewakili suara hati
Berkata lirih
Namun penuh arti

Sepucuk surat
Tertulis rapih
Berharap kau memahami
Setiap kata yang terukir di atas kertas putih

Saat bibir kelu
Saat mulut malu berseru
Sepucuk surat adalah senjata ampuh
Bersuara melalui aksara

Agar kata
Tak lagi luruh
Dimakan malu
Tak lagi hilang
Ditelan bimbang

Sepucuk surat
Juru bicara hati
Pemandu kata
Penguak rasa
readmore »»  

Minggu, 28 Oktober 2012

Demi Dia dan Mereka

Demi dia dan mereka
Jiwaku tak boleh mengenal kata putus asa

Demi dia dan mereka
Ragaku tak boleh terlihat lemah

Demi dia dan mereka
Api semangatku harus tetap terus menyala

Demi dia dan mereka
kaki ini tak boleh lelah untuk melangkah

Demi dia dan mereka
Tubuh ini tak boleh goyah
Meski badai masalah tak henti mendera

Demi dia dan mereka
Senyumku tak boleh lepas dari wajah
Baik dalam suka maupun duka



Harus tetap dan terus tersenyum penuh semangat, sebesar apa pun kerikil ujian menyapa hidupku yang tak selamanya damai dan indah. Aku harap, aku mampu bertahan untuk tetap tersenyum penuh semangat, hingga akhir hidupku di dunia yang hanya sesaat. Aamiin..

Bahagia itu ada pada setiap hati yang bersyukur dan hati yang bersyukur, ditandai dengan wajah yang tak henti menebar senyum, meski cuaca hati tengah mendung.

Keep Spirit n Keep Smile ^_^
readmore »»  

Dunia Dalam Imaji

Dalam imaji
Aku berekspresi
Dalam imaji
Aku ciptakan beribu mimpi

Dalam imaji
Aku temukan teman sejati
Dalam imaji
Aku terbebas dari belenggu hati

Tanpa imaji
Duniaku sepi
Tanpa imaji
Hidupku hampa tak berisi
Tanpa imaji
Rasa hati tak mampu terwakili

Dunia imaji
Dunia penuh angan dan mimpi
Dunia imaji
Mungkin aneh, namun seru untuk disinggahi
Dunia imaji
Dalam sepi, aku jelajahi



Bagiku, imajinasi itu penting. Darinya, aku ciptakan berbagai cerita. Darinya, aku temukan bahagia. Darinya, aku dapatkan pendengar yang setia selain Allah SWT. Dengannya, aku bebas meluapkan keluh dan kesah tanpa ragu dan juga malu..

Bagiku, imajinasi adalah kawan sejati bersama buku dan penaku :)
readmore »»  

Kamis, 11 Oktober 2012

Cinta Semu

      Saat itu. Saat pertama kali pandangan mata kita saling beradu. Saat kau hadir menjadi dewa penolong-ku. Ketika segelintir penghuni bumi enggan menyapa kehadiranku. Aku sangat bahagia. Seolah telah menemukan surga dunia yang selama ini luput dari pandangan mata. Saat itu pula, mulai tumbuh rasa dihatiku. Rasa rindu yang menggebu. Saat satu hari saja aku tidak dapat menatap wajahmu. Aku tidak mengerti. Perasaan apakah yang kini tengah bersemi ditaman hati ini. Cintakah? Atau? Hmm, entahlah. Tapi yang pasti, aku sangat bahagia. Setiap kali mata ini menangkap sosok yang kuanggap malaikat.
      Perhatian darimu, tidak hanya datang satu atau dua kali. Ia datang berkali-kali. Dalam waktu dan dengan cara yang tidak terduga. Meskipun mungkin di matamu, itu hanyalah perhatian kecil. Aku tidak akan pernah melupakan perhatian itu. Karena perhatian kecilmu, berarti besar dalam hidupku. Hingga pada suatu ketika, entah mengapa, pikiranku menyimpulkan bahwa perhatianmu selama ini adalah tanda cintamu padaku.
     Namun ternyata aku salah. Semua perhatian itu hanyalah semu belaka. Kamu menganggap aku hanya sebagai teman biasa. Tidak lebih dari itu.
     Waktu itu. Disebuah warung bakso pinggir jalan. Depan kampus FKUI Salemba. Seusai kita mengikuti mata kuliah Pengantar Manajemen Keuangan Rumah Sakit. Ketika tanpa sengaja, aku melihat foto seorang wanita terpampang rapih di dalam dompet kulit hitam-mu, saat kamu tengah mengambil beberapa lembar uang untuk membayar dua mangkuk bakso dan minuman yang kita pesan.
"Itu foto siapa, Ga?" Tanyaku penuh tanda tanya seraya menunjuk dompetmu yang tengah terbuka.
"Yang mana?" Jawabmu balik bertanya.
"Yang itu. Foto cewek cantik. Itu adikmu ya?" Kataku sambil tetap asyik melahap bulatan bakso pak Dayat, tukang bakso langganan kita.
"Oh ini. Bukan. Ini bukan adikku. Ini foto gebetan aku, Ra. Putri namanya. Dia anak FT (baca: Fisioterapi) lho. Aku suka dia pas ospek fakultas, Ra. Waktu pertama kali aku ketemu dan kenal dia. Dia anaknya baik. Ramah pula" Jelasmu panjang lebar. Mendengar pernyataanmu itu, membuat tenggorokan ini tiba-tiba enggan menerima bulatan bakso yang telah aku lumat. Sontak aku terbatuk-batuk. Setitik bulir air pun tidak terasa keluar dari pelupuk mataku. Sakit rasanya saat tersedak. Tapi lebih sakit lagi hati ini. Karena telah menerima goresan luka dari seseorang yang juga telah menumbuhkan benih cinta menjadi bunga, hingga membuat taman hati ini menjadi sangat indah. Saat itu, ingin rasanya aku menumpahkan amarah padamu. Tapi tidak bisa. Karena memang kamu tidak salah. Pikiran inilah yang salah. Karena telah mengartikan perhatianmu sebagai sebuah tanda cinta.
      Baru aku sadari bahwa cintaku selama ini ternyata bertepuk sebelah tangan. Pupus sudah harapanku, saat kata-kata pahit itu melesat masuk kedalam telingaku hingga membuat remuk seluruh hatiku. Aku hanya dapat berharap dalam sujudku padaNya. Semoga waktu akan mengilhami sisi hatimu yang beku. Semoga kelak akan datang keajaiban. Membukakan mata hatimu. Hingga akhirnya kamu pun tahu bahwa aku mencintaimu lebih dari yang kamu tahu. Meski kamu tidak akan pernah tahu.
readmore »»  

Rabu, 04 April 2012

Bingkisan Kecil Untuk Pelangi


            Cerita hari ini, tanggal 14 februari 2012, bertepatan dengan hari pertambahan usia salah satu sahabat yang sudah aku anggap seperti kakakku sendiri. Seorang sahabat yang sangat perhatian padaku. Perhatiannya padaku layaknya perhatian seorang kakak kepada adik kandungnya sendiri. Bahkan perhatiannya padaku selama ini, melebihi perhatian dari kedua kakakku yang super duper cuek. Mungkin karena mereka berjenis kelamin laki-laki, jadi mereka kurang peka terhadap apa yang selama ini aku butuhkan. Bukan uang. Bukan juga berlian. Hanya satu yang kuinginkan, sebuah perhatian, yang meskipun secuil, tapi akan sangat berarti dalam hidupku yang sesaat didunia ini.
            Perhatian yang diberikan oleh kak Resta, sahabat sekaligus kakak yang super duper baik, membuat hatiku tergerak untuk memberikan sebuah kejutan sederhana yang ingin kupersembahkan tepat dihari ulang tahunnya yang memasuki usia seperempat abad itu. Sebuah kejutan sederhana melalui sebuah kiriman bingkisan kecil, yaitu dua buah buku baru yang bernuansa islami. Secara garis besar, dua buku tersebut mengajarkan tentang arti penting sehelai kain yang seharusnya ringan disematkan dikepala para muslimah, guna untuk menutupi mahkota indah yang dimiliki oleh mereka. Namun terasa berat mempraktekannya, jika hati dan pikiran masih diselimuti dengan sejuta alasan yang bersifat duniawi. Ia adalah jilbab. Aku berharap, dua buku tersebut dapat menjadi jalan penghubung untuk kak Resta agar dapat terus semangat memperbaiki Iman dan Islamnya. Karena aku pun belajar banyak dari dua buku tersebut. Belajar tentang makna hidup dan kehidupan. Belajar tentang makna mati dan kematian. Dua buku tersebut mengajarkan juga tentang pergaulan yang seperti apa yang seharusnya dijalani dan yang seharusnya dihindari. Satu alasan mengapa aku memberikan dua buah buku tersebut, yaitu karena aku ingin melihat kak Resta selalu bahagia, tak hanya didunia, tetapi insya Allah bahagia diakhirat juga. Aamiin..
            Tiga hari sebelum memasuki tanggal 14 februari, aku mulai menghubungi nomor kontak sebuah publishing house yang sudah sangat ternama. Aku memesan dua buku tersebut melalui pesan singkat yang ditujukan kepada admin dari publishing house tersebut.
            Keesokan harinya. Ketika jam dinding sekolah tempat aku bekerja telah menunjukkan pukul 12 siang. Ketika para karyawan tengah asik melahap makan siangnya. Aku berjalan sendiri menyusuri jalan yang semraut karena dipadati oleh lalu lalang para pejalan kaki dan beberapa pedagang yang menggelar barang dagangannya dibahu jalan. Ditambah dengan kendaraan umum yang seenak jidat parkir disembarang tempat. Hingga membuat suasana jalan dekat pasar tersebut menjadi kacau balau tak karuan. Tanpa lelah, aku terus melangkah, hingga sampailah disebuah BANK swasta yang lokasinya tak jauh dari sekolah tempat aku bekerja.
            Sesampainya di BANK tersebut, mau tak mau, suka tak suka, aku harus rela turut serta mengantri untuk mentrasfer nominal uang sejumlah yang telah ditentukan oleh pihak publishing house tersebut, guna untuk membayar dua buah buku yang aku pesan. Untung saja jumlah antrian pada saat itu tidak terlalu banyak. Jadi aku tidak perlu menghabiskan waktu terlalu lama untuk menunggu hingga tiba saatnya giliranku maju menuju salah satu teller di BANK tersebut.
            Dua hari berikutnya, ketika aku baru saja selesai melaksanakan shalat dhuha disekolah, tiba-tiba terdengar alunan nada syahdu penyejuk kalbu. Alunan nada bernuansa islami, yang pernah dipopulerkan oleh Opick dan Amanda. Jelas sekali terdengar. Sepertinya aku tahu darimana suara tersebut berasal. Ya, suara tersebut berasal dari handphoneku, yang menandakan bahwa ada panggilan masuk yang seolah memanggilku tanpa jemu untuk segera mengangkat telepon genggamku. Nada panggilan itu bordering berkali-kali.
            Setelah aku rapih mengenakan jilbabku, kulihat handphoneku, kutatap dengan seksama siapa gerangan seseorang yang sedikit mengganggu do’aku kala ku tengah bersujud pada penciptaku. Saat kulihat, ternyata nama kontak yang menghubungiku itu adalah kak Resta. Sahabat sekaligus kakakku yang super duper baik. Yang hari ini tengah menikmati pertambahan usianya yang ke-25.
            Tanpa pikir panjang, aku langsung menerima panggilan tersebut dengan sapaan khasku.
“Hallo.. Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikum salam”. Terdengar sebuah suara diujung telepon menjawab salamku. Sebuah suara yang sudah tak asing lagi ditelinga.
“Ada apa kak? Tumben telepon?”. Tanyaku heran, karena aku belum tahu bahwa paket buku yang kupesan untuk sahabatku ternyata sudah sampai.
“De, lo pesen buku lagi ya?”. Bukannya menjawab pertanyaanku, kak Resta malah balik bertanya dengan nada yang penuh kebingungan. Karena ternyata ia telah menerima paket buku yang dikirimkan oleh pihak publishing house tempat aku membeli dua buah buku yang aku tujukan kepada kak Resta, guna untuk memberikan kejutan sederhana melalui bingkisan kecil tersebut.
“Hihiii iya kak. Mutia beli buku lagi. Udah sampe ya paket bukunya?”
“Udah de. Kok lo nggak bilang-bilang gue dulu sih kalo lo mesen buku lagi. Kan gue jadi bingung de”
“Hehee, maaf kak. Muti sengaja nggak bilang-bilang kakak. Soalnya muti pengin ngasih kejutan sederhana buat kakak”. Jawabku sambil mesam mesem sendirian dibalik telepon genggamku.
“Kejutan sederhana? Maksud lo de”. Tanya kak Resta dengan nada yang tak kalah kebingungan. Entah karena memang kak Resta masih belum mengerti. Entah karena kak Resta pura-pura tak mengerti.
“Iya kakak. Paket buku itu bingkisan kecil dari Muti untuk kakak. Bingkisan kecil itu adalah bentuk kejutan sederhana dari Muti kak. Heheheee” Jawabku.
“Ya ampun de. Harusnya lo nggak perlu repot-repot ngasih kejutan buat gue segala lagi de. Lain kali nggak usah ya de”
“Nggak apa-apa kok kakak. Justru Muti seneng ngelakuin ini. Lagian kejutan yang Muti kasih buat kakak, nggak ada apa-apanya dibandingin sama kasih sayang dan perhatian yang kakak kasih buat Muti selama ini. Bingkisan kecil itu juga sebagai kenang-kenangan dari Muti buat kakak” Kataku seraya menyunggingkan senyum.
            Sejenak percakapan terhenti seketika. Hingga akhirnya aku membuka dialog berikut melanjutkan percakapan tersebut.
“Mudah-mudahan kakak suka ya sama bingkisan kecil dari muti dan yang paling penting semoga bingkisan kecil itu bisa bermanfaat buat kehidupan kakak. Aamiin”
“Aamiin.. Makasih banyak ya de. Gue jadi nggak enak nih sama lo. Selama ini gue sayang dan perhatian sama lo, itu tulus karena gue udah nganggep lo kayak ade gue sendiri de. lo tau itu kan de?”
“Iya kak. Muti tau kok. Tau banget malah. Tapi nggak ada salahnya kan kalo Muti pengin ngasih kenang-kenangan sederhana tapi sarat makna buat sahabat sekaligus kakak yang sangat Muti cinta?. Mumpung napas ini masih berhembus. Mumpung jantung ini masih berdetak. Dan mumpung mata ini belum tertutup rapat untuk selamanya. Nggak salah kan kak?”. Tanyaku
Suasana kembali hening seketika. Tak terdengar suara apa pun diujung telepon sana.
“Kak?” Kataku memastikan bahwa telinga kak Resta masih setia mendengarkan suaraku dibalik teleponnya.
“Ya, de”. Suara tak asing itu kembali terdengar ditelingaku.
“Kok diem kak?” Tanyaku heran.
“Nggak apa-apa kok de. Tadi gue cuma terharu aja denger kata-kata lo de. Sampe nggak bisa berkata-kata gue. Hehee. Gue nggak nyangka de, ternyata segitu sayangnya lo ke gue. Padahal perhatian yang gue kasih cuma perhatian kecil”
“Perhatian kecil, tapi penuh arti dalam hidup Muti kak” Jawabku lugas.
“Oh iya, bukunya jangan lupa dibaca ya kak” Sambungku berusaha mengingatkan.
“Oke de. Pasti gue baca kok” Jawab kak Resta singkat penuh semangat.
“Sekali lagi makasih banyak ya de. Ya udah, udahan dulu ya teleponannya. Gue takut ganggu lo lagi kerja. Hehee. Assalamu’alaikum adeku yang baik”
“Wa’alaikummussalam kakakku yang super duper baik” Jawabku mengakhiri percakapan antara aku dan kak Resta sore itu.
            Senang rasanya mendengar kata-kata kak Resta yang kudengar barusan. Meski hanya melalui udara dan tak sempat bertatap muka. Dimata hatiku, sahabat adalah pelangi yang selalu setia menghiasi langit hati ini dengan canda tawa yang mereka beri. Dan kak Resta adalah salah satu dari sejuta pelangiku. Dan dalam hidupku, sahabat adalah kerabat yang selalu dekat meski raga tak selalu sempat menghadap. Kehadirannya selalu terlihat oleh mata hati, meski raganya tak dapat terlihat oleh mata duniawi.
Semoga bingkisan untuk pelangiku, yaitu kak Resta, dapat memberikan sejuta makna dalam kehidupannya didunia maupun diakhirat kelak. Aku juga berharap, semoga dua buah buku dalam bingkisan kecil tersebut dapat menyampaikan pesan yang terpendam dalam hati dan pikiran ini. Sebuah pesan yang sulit terungkap karena perasaan tak enak.

readmore »»  

Rabu, 21 Maret 2012

Sosok penyemangat dan penyelamatku

Pelukan cinta tulus dari malaikat tanpa sayap, sentuhan kasih sayang dari pelangiku yang slalu setia membawa warna keceriaan dan pancaran sinar terang dari bintang yang kusayang adalah 3 alasan yang membuatku tetap kuat dan semangat berjuang melawan aral yang merintang dalam hidupku yang tak selamanya damai. Tanpa mereka, mungkin kini aku sudah tenggelam dalam lautan keterpurukan. Lautan kelam yang dulu sempat aku arungi, namun Alhamdulillah tak sampai aku selami.

Tengkyuuu Allah my sweet heart, Kau telah hadirkan mereka dalam hidupku. Mereka adalah salah satu bentuk kasih sayangMu kepadaku. Ditengah rasa sakit yang dirasakan raga ini, Kau hadirkan sosok penyembuh jiwa yang sempat rapuh. Hingga rasa sakit ini tak begitu terasa, karena jiwa ini selalu merasa bahagia akan kehadiran mereka.
Aku mohon padaMu ya Allah., jaga dan lindungilah selalu mereka dari hal-hal yang tak Kau sukai dan dari hal-hal yang tak diinginkan. Limpahkanlah selalu berkah dan rahmatMu kepada mereka. Aku berharap, aku dapat berkumpul kembali dengan mereka, orang-orang yang kucintai, di surgaMu yang begitu indah yang didalamnya terdapat begitu banyak kenikmatan dan kebahagiaan yang tak kan pernah sirna meski masa tlah tiada.
readmore »»  

Dua Makna dari Sebuah Senyuman


Pagi yang cerah. Secerah cuaca hatiku hari ini. Mentari pun seolah ikut tersenyum senang menatap langit hatiku yang tengah diliputi awan keceriaan. Hati yang cerah ini tak hadir begitu saja. Ia hadir dengan sejuta alasan kebahagiaan. Diantaranya, karena hari ini aku akan bertemu kembali dengan bintang hatiku yang sudah cukup lama tak bertatap muka. Dia adalah Tata Janeeta. Selain itu, hari ini juga aku akan bertemu dengan pelangi yang juga  sangat ku rindu. Mereka adalah teman, sahabat sekaligus kerabat PM. Senang rasanya dapat melepas rindu dengan orang-orang yang kusayang.
Sebelum aku bertemu dengan bintang dan pelangiku di siang hari, pagi harinya aku harus melasanakan kewajibanku untuk membagi ilmu pada salah satu murid lesku. Setelah ku kerjakan semua tugas rumahku, aku pamit pada ibu dan bapak untuk berangkat menuju tempat ku mengajar les privat.
Dengan penuh semangat empat lima dan senyum yang menghias di wajah, aku berjalan menyusuri perumahan dan pasar dekat rumahku. Pagi ini suasana pasar tampak lebih ramai dari hari-hari biasanya. Hingga membuatku sulit berjalan ditengah keramaian para pembeli yang tengah sibuk menawar dan penjual yang tengah asyik menjajakan barang dagangan. Namun bayangan akan mereka, bintang dan pelangiku, membuatku bersemangat untuk melenyapkan semua keluh.
Setelah kurang lebih dua jam aku melakukan kewajibanku membagi ilmu, kini saatnya aku berangkat menuju tempat yang sudah ditetapkan untuk berkumpul sebelum berangkat menuju lokasi acara. Karena jadwal mengajarku sedikit meleset, melebihi batas waktu yang sudah aku perkirakan, alhasil aku jadi agak telat sampai tempat ketemuan. Tetapi syukurnya teman-teman PM yang lain bersedia menunggu hingga aku datang. Uuuuhhhh baiiiikkkknyaaa merekaaa.
Untuk mengejar waktu, akhirnya aku pun memutuskan untuk naik ojek. Sesampainya aku ditempat janjian, ternyata masih ada dua teman kami yang belum datang. Kami pun harus menunggu mereka terlebih dahulu, baru bisa berangkat. Setelah beberapa menit kami menunggu, akhirnya dua teman kami yang ditunggu-tunggu datang juga. Kami pun langsung tancap gas berangkat menuju lokasi acara. Dengan semangat membara, kami beriringan mengendarai kendaraan roda dua menuju Mall Kelapa Gading, tempat idolaku beraksi menunjukkan pesona sinar bintangnya.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih selama dua jam, akhirnya kami sampai juga di lokasi acara. Ternyata, di lokasi acara sudah ada beberapa teman-teman PM yang lain, yang sudah datang lebih dulu. Kami pun saling bersalaman dan menanyakan kabar, karena sudah cukup lama juga kami tak bersua. Akhirnya rasa rinduku pada mereka terlampiaskan sudah. Senang rasanya dapat berkumpul dan bercengkrama kembali dengan sahabat sekaligus kerabat PM ku. Mereka adalah pelangiku yang selalu setia membawa warna keceriaan.
Ternyata penampilan Mahadewi meleset selama setengah jam dari jadwal yang sudah di beritahukan sebelumnya oleh manager Mahadewi. Tapi tak apa. Demi idola, aku rela menunggu. Menunggu selama berjam-jam, asalkan bersama teman-teman PM, rasa jenuh selama menunggu pun enggan untuk hadir. Yang ada hanya tawa canda menghiasi obrolan kami siang ini.
Setelah cukup lama menunggu, akhirnya MC dari acara tersebut menyebut nama yang sudah cukup lama kami tunggu, MAHADEWI. Dua bintang yang kami tunggu-tunggu pun muncul ke atas panggung dan para penonton mulai mendekat menuju panggung untuk melihat aksi duo yang sudah malang melintang menunjukkan aksi panggung dan suara mereka ke penjuru Indonesia dan beberapa Negara lainnya.
Mahadewi pun tampil dengan sangat memukau. Penampilan awal mereka di buka dengan salah satu lagu andalan mereka, yaitu ayang-ayangku. Dengan penuh semangat, mereka mengajak para penonton untuk menari dan bernyanyi bersama. Teman-teman PM pun tak mau ketinggalan. Mereka adalah penonton pertama yang mendekati panggung saat nama Mahadewi disebut oleh si pembawa acara. Terkecuali aku. Aku lebih memilih melihat performance mereka dari jauh. Entah alasan apa yang membuatku enggan mendekat menuju panggung. Aku pun tak mengerti alasan apa yang membuatku menepis genggaman tangan salah satu teman PM ku yang berusaha mengajakku untuk mendekat menuju bibir panggung. Aku malah menolak dan lebih memilih kembali ke belakang, tempat awal aku berdiri memandang aksi sang bintang dari kejauhan. Masih cukup terlihat sih, tapi agak buram. Hal itu disebabkan karena memang mataku yang sudah tidak normal (baca: minus). Meskipun begitu, aku tetap tak bergeming meninggalkan tempat aku berdiri. Aku tetap memilih untuk tidak mendekat. Entah hal apa yang membuat aku seperti itu. Aneh memang. Aku pun berpikiran seperti itu. Namun, otakku kehabisan akal untuk mencari alasan yang tepat atas sikapku saat itu.
Satu persatu, lagu-lagu andalan telah mereka bawakan dengan apik. Ditambah dengan suara merdu yang khas yang dimiliki oleh masing-masing personel, hingga membuat lagu-lagu tersebut menjadi luar biasa dinyanyikan oleh mereka. Setelah delapan buah lagu dinyanyikan secara apik oleh dua wanita cantik, aku dan teman-teman PM pun berhamburan keluar mall. Menunggu sang bintang di depan pintu masuk mall.
Kami menunggu dengan sabar. Dan akhirnya bintang yang ditunggu-tunggu pun keluar. Bintang pertama yang keluar dan menyapa kami adalah teh Purie, salah satu personel Mahadewi yang juga aku sayangi. Meskipun ia bukan idolaku, namun rasa sayangku terhadapnya sama besar seperti rasa sayangku terhadap bintang hatiku, tata janeeta.
Teh Purie pun menyapa dan menyalami kami satu persatu. Hingga tiba giliranku bersalaman dengannya. Teh Purie menyalamiku sambil cipika cipiki, kemudian berkata “Hey, apa kabar?”. Senangnyaaaa. Ternyata teh Purie masih mengingatku, bahkan ia menanyakan kabarku. Meski aku akui, terkadang teh Purie suka cuek terhadap aku dan teman-teman PM yang lain saat kami bertemu, namun di mataku, teh purie tetap bintang cantik yang baik.
Selang beberapa menit teh Purie pulang meninggalkan kami di pelataran mall, bintang hatiku yang telah lama aku tunggu-tunggu, akhirnya keluar juga dari tempat persembunyiannya. Hihihiii..Sangat cantik. Itulah dua kata yang terlintas dalam benak ini kala menatap wajah bintang hatiku yang ayu dari jarak dekat. Semua teman-teman PM pun berebut mendekat untuk dapat memeluk erat teteh cantik (baca: Tata Janeeta)
Sinar hati teteh cantik yang membuat pesona bintangnya berbeda dari bintang lainnya dan membuat sinarnya tak pernah pudar dimata para penggemar, termasuk aku. Sehingga tak heran jika teh Tata memiliki cukup banyak penggemar dari berbagai kalangan. Sinar bintang teteh cantik selalu tampak indah di mata ragaku dan mata hatiku. Sinarnya kan slalu abadi menyinari hati ini.
Pelukan erat teman-teman PM kali ini, bukanlah pelukan kebahagiaan. Melainkan pelukan kesedihan. Karena hari ini adalah hari terakhir penampilan teh Tata bersama Mahadewi. Esok dan seterusnya, teh Tata mulai mencoba mengepakkan sayapnya sendirian di blantika musik Indonesia, atau dengan kata lain ia akan bersolo karier. Terhitung sejak tanggal 3 Maret lalu, teh Tata sudah resmi melepaskan diri dari baying-bayang Mahadewi, sebuah group vocal duo yang unik dan menarik yang telah ikut andil membesarkan namanya di blantika musik Indonesia. Sayang. Itulah kata yang terlintas dalam benakku ketika mendengar kabar tersebut. Aku rasa teman-teman yang lain juga berpikiran seperti itu. Mengingat perbedaan suara yang dimiliki oleh masing-masing personel, hingga nama Mahadewi pun mampu tetap bertahan di tengah-tengah persaingan vocal group yang semakin menjamur.
Tapi apa boleh buat. Aku dan teman-teman PM tak mampu menghalau keputusan bulat yang sudah diambil teh Tata. Hanya do’a yang mampu kami panjatkan untuk mereka. Semoga keputusan yang teh Tata ambil adalah keputusan yang terbaik buat semua dan semoga mereka berdua tetap, selalu, dan semakin sukses di jalan mereka masing-masing. Aamiin.
Peluk haru dan hujan air mata menghiasi pertemuan kami hari ini. Langit pun seolah ikut merasakan apa yang kami rasakan. Ia ikut menitikkan buliran air yang satu persatu mulai berjatuhan membasahi bumi.
Tak seperti mereka, teman-teman PM yang hampir sebagian meneteskan air mata kesedihan, saat itu aku hanya mampu terdiam tanpa kata dan air mata kala menatap mereka yang tengah menangis haru di pelukannya teh Tata. Mata ini memang tak menunjukkan kesedihannya, namun dalam hati ini, rasa sedihku juga sama seperti mereka. Namun aku berusaha untuk tetap tersenyum agar air mata ini tetap bertahan di pelupuk mata. Aku hanya tak ingin menambah air mata kesedihan di hadapan mereka, apalagi di depan bintang hatiku. Sebenarnya aku tak ingin melihat air mata jatuh membasahi pipi bintang dan pelangiku. Yang aku inginkan kala itu adalah menatap senyum manis seorang Tata Janeeta yang tak pernah bosan menghiasi wajahnya yang ayu tiap kali kami bertemu.
Setelah cukup lama kami bercengkrama dengan teh Tata, akhirnya teh Tata pun pamit untuk pulang. Sebelum pulang, seperti biasa, teh Tata pun tak lupa menyalami kami satu persatu sambil cipika cipiki. Saat teh tata menyalami aku, aku hanya mampu tersenyum malu. Tak ada satu kata pun yang mampu terucap dari mulut ini. Hanya senyuman yang mampu tersungging dari bibir ini. Bagiku, senyuman adalah senjata ampuh untuk menghalau air mata ini keluar dari pelupuk mata hingga tak mengalir membasahi pipi. Biarlah ia mengalir hanya dalam hati. Cukup aku dan Allah yang mengetahui rasa dalam hati ini.
Begitulah #CeritaHariIni, 11 maret 2011. Pagi hari yang ku awali dengan senyum keceriaan, namun sore hari harus ku tutup dengan senyum kesedihan.


NB: PM ---> Nama Fans Club dari Mahadewi

readmore »»  

Selasa, 03 Januari 2012

Cinta Lama Bersemi Kembali

Dulu...
Kita selalu bersama
Melewati suka
Melewati duka

Namun...
Karena suatu peristiwa
Membuat kita tak lagi bersama
Dalam sebuah ikatan cinta

Kini...
Engkau hadir kembali
Tak hanya dalam mimpi
Namun kau hadir dalam sebuah komitmen hati

Cinta yang dulu pernah bersemi
Diantara dua hati nan suci
Kini hadir kembali
Mewarnai hari-hari yang kulalui


11 Juni 2008
readmore »»  

Cinta Monyet

Sejenak ku teringat pada masa kecilku
Disana ku temukan cinta pertamaku
Tak lupa pula ku pada rayuan candamu
Kau menggodaku dengan penuh sejuta rayu

Meskipun saat itu aku masih lugu
Namun ku rasakan getaran yang menggebu
Saat kau genggam erat tanganku
Dan kau katakan "I Love U"

Sesaat ku terdiam membisu
Tak ada kata-kata terlontar dari bibir mungilku
Dan akhirnya aku pun berseru
"I Love U Too"

Sayang sungguh sayang
Semua itu tinggal kenangan
Namun aku berharap cinta monyetku
'Kan menjemput cintaku di masa depan


11 November 2007
readmore »»  

Pacar Pertama

Saat ku mengenal cinta
Kaulah yang pertama
Membuat hidupku yang indah
Menjadi semakin indah

Saat ku tahu kau juga cinta
Hatiku terasa berbunga-bunga
Karena ku dikelilingi peri-peri cinta
Yang menancapkan panah asmara di dada

Hatikku sangat bahagia
Karena cintaku kau sambut dengan suka cita
Dan itu artinya
Aku tak merasakan cinta sebelah

Kini hari-hari kita lalui bersama
Dengan penuh canda dan tawa
Dan aku merasa
Dunia seakan milik kita berdua


11 Juni 2008
readmore »»  

Aku dan orang-orang tercintaku ^_^

Pelangi tak akan indah
Tanpa warna warni yang menghiasinya

Malam tak akan terang
Tanpa ditemani cahaya bulan dan bintang

Bumi tak akan hangat
Tanpa mentari yang setia menghantarkan panas
Meski kadang menyengat

Hariku tak akan berwarna
Tanpa tawa canda
Yang kalian bawa

Hidupku tak akan berkesan
Tanpa kehadiran kalian
Orang-orang yang kusayang

Semangatku tak akan menyala
Tanpa cahaya cinta
kalian semua


To all my lovely people:

Ibarat aku pelangi, kalian adalah warna warni yang menghiasi hari-hariku. Ibarat aku malam, kalian adalah bulan dan bintang yang setia menemani kala diriku tengah sepi dan setia memberi cahaya terang kala hatiku tengah tenggelam. Ibarat aku bumi, kalian adalah mentari yang setia menberikan kehangatan melalui sentuhan kasih sayang kalian. Terima kasih atas cinta, kasih sayang dan perhatian yang telah kalian berikan. Sedikit perhatian kalian, berarti besar dalam kehidupanku di masa datang. Terima kasih pula atas do'a2 yang tulus yang tak pernah putus kalian panjatkan. Do'a2 terbaikku untuk kalian pun akan selalu mengalir di setiap sujudku pada rabbku, Allah SWT.. I Love U All ^_^
readmore »»  

My Diary

Ku ungkap rasa
Dengan rangkaian kata
Melalui dia
Sebuah benda tak bernyawa

Ku tuang rasa
Dalam lembar pelanginya
Ku rangkai kata
Hingga menjadi sebuah cerita

Tak ada ragu ataupun malu
Ku bebas meluapkan isi hatiku
Ku bebas memainkan jari jemariku
Hingga hilang semua penat yang membelenggu

Karenanya
Beban benakku tak begitu terasa
Karenanya
Hatiku menjadi lebih leluasa

Meski ia tak dapat berkata
Meski ia tak mengerti apa yang kurasa
Namun aku bahagia
Memiliki ia
Sahabat setia meluapkan segala rasa

Ia adalah teman bisuku
Ia adalah sahabat tuliku
Ia adalah diaryku
My diary..... I Love U


readmore »»  
Love is...
© Rumah Aksara Richita - Template by Blogger Sablonlari - Font by Fontspace