Hanya yang mengalami yang mampu memahami apa yang dirasakan raga ini. Mereka adalah saudara tak sedarah yang senasib seperjuangan. Mereka adalah saudara skolioser-ku. Yang selalu berjuang melawan segala "rasa" yang kadang menyerang. Selalu berusaha kuat, meski tak semudah yang diucap.
Tapi mereka yang tidak mengalami, mampu membuat "rasa itu" bersembunyi dibalik canda tawa dan semangat yang mereka beri. Mereka adalah saudara tak sedarah yang mampu mengubah mendung di hati menjadi pelangi. Mengubah kelabu menjadi warna-warni. Mereka adalah sahabat pelangiku yang sudah ku anggap seperti kerabat.
Bintang yang selalu bersinar di hati ini juga mampu membuat gulita menjadi pelita karena sinar cantik yang ia miliki. Ia adalah bintang hatiku, Tata Janeeta, yang selalu memberi semangat melalui goresan tinta, suara dan kecantikan hatinya.
Diantara mereka, ada dua sosok yang paling istimewa. Malaikat tanpa sayap. Pahlawan tanpa tanda jasa. Bidadari penyejuk hati penyemangat jiwa. Mereka adalah ibu dan tanteku (amih) yang selalu setia mengiringi langkah kaki ini. Hingga hidup sebuah angan yang tak pernah ada dalam daftar mimpi.
Support dari saudara sedarah dan keluarga, tingkah polah malaikat2 kecil tak berdosa, juga turut serta membuat duka lara menjadi suka cita.
Sosok-sosok inspiratif yang tak ku kenal, tak luput pula dari daftar penyemangat jiwa. Mereka adalah manusia-manusia hebat dengan "perjuangan hidup" yang berat. Namun mampu untuk tetap kuat dan semangat. Hingga ajal mendekap tubuh ringkih mereka yang tengah berusaha untuk tetap tegak.
Aku bersyukur, aku jauh lebih beruntung. Kakiku masih bisa melangkah. Mataku masih bisa menatap dunia. Telingaku masih bisa mendengar suara. Tanganku masih bisa mengukir aksara. Mulutku masih bisa mengucap kata. Meski dengan tulang belakang yang tidak sempurna.
Aku juga sangat bersyukur karena memiliki dan mengenal mereka. Harta berharga, hadiah Sang Kuasa. Sosok penyembuh jiwa yang sempat rapuh. Obat dikala semangat tengah sekarat. Berkat mereka, keluhku melebur. Terserap oleh rasa syukur. Berkat mereka, aku mampu mengubah derita menjadi bahagia. Tak sempurna menjadi istimewa.
Allah my sweetheart, terima kasih atas anugerah cinta yang Engkau berikan melalui mereka, orang tua, keluarga, kerabat, serta sahabat. Tak akan mampu aku membalas jasa yang telah mereka berikan. Hanya sebuah untaian do'a yang mampu aku panjatkan. Jaga mereka dari hal-hal yang membuatMu murka. Dari hal-hal yang Engkau tak suka. Berikan selalu yang terbaik dalam hidup mereka. Hingga tutup usia, aamiin.
Meski mereka tak pernah menempatkan namaku dalam hati, aku tak peduli. Bagiku, mereka tetap sangat berarti dalam hati dan hidup ini. Nama dan jasa mereka, akan ku ukir dalam hati. Ku rekam dalam memori. Dan ku abadikan dalam album kehidupanku, diary.
Allah yang Maha Baik, aku masih menanti hadiah lain dari-Mu. Seorang pangeran hati. Pendamping hidup hingga surga firdausi. Insya Allah, aamiin. Juga malaikat kecil yang keluar dari rahimku, nanti. Malaikat kecil peramai hari dikala sepi. Penghibur hati dikala pilu menghampiri ^_^
readmore »»
Tapi mereka yang tidak mengalami, mampu membuat "rasa itu" bersembunyi dibalik canda tawa dan semangat yang mereka beri. Mereka adalah saudara tak sedarah yang mampu mengubah mendung di hati menjadi pelangi. Mengubah kelabu menjadi warna-warni. Mereka adalah sahabat pelangiku yang sudah ku anggap seperti kerabat.
Bintang yang selalu bersinar di hati ini juga mampu membuat gulita menjadi pelita karena sinar cantik yang ia miliki. Ia adalah bintang hatiku, Tata Janeeta, yang selalu memberi semangat melalui goresan tinta, suara dan kecantikan hatinya.
Diantara mereka, ada dua sosok yang paling istimewa. Malaikat tanpa sayap. Pahlawan tanpa tanda jasa. Bidadari penyejuk hati penyemangat jiwa. Mereka adalah ibu dan tanteku (amih) yang selalu setia mengiringi langkah kaki ini. Hingga hidup sebuah angan yang tak pernah ada dalam daftar mimpi.
Support dari saudara sedarah dan keluarga, tingkah polah malaikat2 kecil tak berdosa, juga turut serta membuat duka lara menjadi suka cita.
Sosok-sosok inspiratif yang tak ku kenal, tak luput pula dari daftar penyemangat jiwa. Mereka adalah manusia-manusia hebat dengan "perjuangan hidup" yang berat. Namun mampu untuk tetap kuat dan semangat. Hingga ajal mendekap tubuh ringkih mereka yang tengah berusaha untuk tetap tegak.
Aku bersyukur, aku jauh lebih beruntung. Kakiku masih bisa melangkah. Mataku masih bisa menatap dunia. Telingaku masih bisa mendengar suara. Tanganku masih bisa mengukir aksara. Mulutku masih bisa mengucap kata. Meski dengan tulang belakang yang tidak sempurna.
Aku juga sangat bersyukur karena memiliki dan mengenal mereka. Harta berharga, hadiah Sang Kuasa. Sosok penyembuh jiwa yang sempat rapuh. Obat dikala semangat tengah sekarat. Berkat mereka, keluhku melebur. Terserap oleh rasa syukur. Berkat mereka, aku mampu mengubah derita menjadi bahagia. Tak sempurna menjadi istimewa.
Allah my sweetheart, terima kasih atas anugerah cinta yang Engkau berikan melalui mereka, orang tua, keluarga, kerabat, serta sahabat. Tak akan mampu aku membalas jasa yang telah mereka berikan. Hanya sebuah untaian do'a yang mampu aku panjatkan. Jaga mereka dari hal-hal yang membuatMu murka. Dari hal-hal yang Engkau tak suka. Berikan selalu yang terbaik dalam hidup mereka. Hingga tutup usia, aamiin.
Meski mereka tak pernah menempatkan namaku dalam hati, aku tak peduli. Bagiku, mereka tetap sangat berarti dalam hati dan hidup ini. Nama dan jasa mereka, akan ku ukir dalam hati. Ku rekam dalam memori. Dan ku abadikan dalam album kehidupanku, diary.
Allah yang Maha Baik, aku masih menanti hadiah lain dari-Mu. Seorang pangeran hati. Pendamping hidup hingga surga firdausi. Insya Allah, aamiin. Juga malaikat kecil yang keluar dari rahimku, nanti. Malaikat kecil peramai hari dikala sepi. Penghibur hati dikala pilu menghampiri ^_^